Stress dan depresi? Apa perbedaannya?

Stress dan depresi? Apa perbedaannya

Jaman sekarang sudah sering kita dengar bahwa mental health menjadi topik pembicaraan masyarakat. Dari usia muda hingga tua semakin terbuka pikirannya untuk mementingkan mental health pada kehidupan sehari-hari, mental health sendiri diartikan kesehatan mental yang merujuk pada kesejahteraan emosional psikologi dan sosial. Stress dan depresi merupakan hal yang diharapkan dihindari dengan memahami pentingnya mental health. sayang nya banyak masyarakat yang menyalah artikan stress dan depresi sebagai hal yang sama, padahal stress dan depresi merupakan hal yang berbeda.


Perbedaan stress dan depresi

Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, stres merupakan reaksi yang diberikan seseorang secara fisik maupun emosional yang terjadi ketika terdapat perubahan terhadap lingkungan yang mengharuskan seseorang untuk menyesuaikan diri. Selain itu stres merupakan bagian penting dan terjadi alami pada kehidupan. Jika berlangsung lama dapat merusak kesehatan. Sedangkan depresi adalah sebuah kelainan suasana hati yang memengaruhi pikiran, perasaan, dan perilaku seseorang. Seseorang yang mengalami depresi mungkin merasa sedih, cemas, kehilangan minat terhadap aktivitas yang biasanya mereka sukai, merasa tidak berharga, atau memiliki pemikiran negatif yang berulang tentang diri sendiri, kehidupan, atau kematian. Depresi dapat menyebabkan penurunan energi, gangguan tidur, perubahan nafsu makan, dan masalah fisik lainnya. (Kemenkes RI, 2018)


penyebab 


[2] Penyebab stres atau yang disebut dengan stresor dikelompokkan berdasarkan tiga sumber sebagai berikut (Sarafino & Smith, 2010). 

  1. Bersumber Dalam Diri Individu
    Terkadang sumber stres dapat berasal dari individu tersebut seperti, penyakit kronis, konflik yang ada dalam diri, tidak memiliki motivasi atau tujuan hidup yang cukup jelas. Penyakit kronis dapat menjadi sumber stres karena dapat menimbulkan tuntutan fisik dan psikologis pada individu dan menimbulkan tingkat stres yang beragam tergantung pada penyakit kronis yang diderita dan umur dikarenakan umur sangat penting semakin tua usia maka kemampuan tubuh akan menurun. Stres yang timbul akibat adanya konflik yang ada pada dalam diri terjadi karena adanya dua motivasi yang berlawanan yang ada pada lingkungan sekitar dan dalam diri individu. Menurut Miller (1959) terdapat beberapa prinsip mengenai konflik yaitu pendekatan dan penghindaran.
  2. Tidak mengherankan jika sumber stres berasal dari orang-orang terdekat. Kita ketahui keluarga dapat memberikan kenyaman yang luar biasa namun dapat menjadi sebagai sumber konflik atau memberikan tekanan pada individu. Masalah yang timbul dapat berupa masalah antar personal dari masalah keuangan, perbedaan pendapat. Selain itu dari sekian banyak sumber stres yang ada pada keluarga, adapun beberapa yang dapat menimbulkan tingkat stres yang tinggi yaitu, terdapatnya penambahan atau hadirnya anggota keluarga baru, konflik dalam pernikahan dan perceraian, serta kematian anggota keluarga (Sarafino & Smith, 2010). Dalam lingkungan keluarga, tuntutan dan sikap keluarga menjadi sumber stres yaitu tuntutan yang sesuai dengan keinginan orang tua untuk memilih jurusan saat kuliah, perjodohan, dan kenginan yang bertolak belakang dapat menimbulkan tekanan pada individu tersebut (Musradinur, 2016). 
  3. Bersumber Dari Dalam Komunitas
    Berkontak dengan lingkungan diluar keluarga dapat memberikan banyak sumber stres. Pada anak-anak stres dapat timbul pada kondisi dilingkungan sekolah seperti kompetisi atau pertandingan. Pada orang dewasa stres yang timbul berkaitan dengan kondisi pada lingkungan kerja. Kondisi lingkungan tempat tinggal juga menjadi sumber stres. Pada pekerjaan stres dapat timbul karena adanya tuntutan tugas yang disebabkan beban kerja terlalu tinggi dan aktivitas pada pekerjaan. Lingkungan dapat mengakibatkan timbulnya stres dikarenakan karena lingkungan tersebut ramai dan bising. Adanya tempat yang ramai menyebabkan berkurangnya respon terhadap lingkungan sekitar dan menahan diri untuk bergerak bebas. Kondisi lingkungan lain yang dapat menimbulkan stres, seperti daerah peperangan dan terorisme yang dapat menimbulkan perasaan terancam dan mempengaruhi kesehatan fisik (Sarafino & Smith, 2010).

[3] Penyebab depresi belum diketahui secara pasti, tetapi dipercaya bahwa faktor-faktor berikut dapat memainkan peran dalam timbulnya kondisi ini:

  1. Faktor Biologis: Terdapat perubahan biologis dalam otak individu yang mengalami depresi, termasuk ketidakseimbangan zat kimia neurotransmiter seperti serotonin, noradrenalin, dan dopamin.
  2. Faktor Genetik: Depresi dapat memiliki faktor keturunan, yang berarti seseorang lebih rentan mengalami depresi jika ada riwayat keluarga yang menderita kondisi ini.
  3. Faktor Lingkungan: Beberapa kejadian atau situasi stres, seperti kehilangan orang terdekat, trauma, masalah keuangan, atau konflik hubungan, dapat menjadi pemicu depresi pada individu yang rentan.
  4. Faktor Kesehatan Mental dan Fisik: Gangguan kecemasan, gangguan tidur, dan kondisi medis tertentu seperti penyakit tiroid atau penyakit kronis juga dapat berkontribusi terhadap terjadinya depresi.

Tentang stress hearing me fakultas kedokteran unmul [2] 

Depresi kementerian kesehatan tim redaksi klikdokter 2024 [3]

Kesimpulan 

Depresi dan stress merupakan hal yang berbeda, sayangnya banyak anak muda yang mendiagnosa diri sendiri pada portal yang tidak kompeten dikarenakan keinginan untuk menyelesaikan masalah pribadi dengan cepat. Dengan mudahnya akses teknologi secara online dan ketidaktahuan terhadap akses kepada orang yang lebih kompeten untuk mendiagnosa, membuat masyarakat semakin keliru dalam memahami stress dan depresi. Maka mulai sekarang diharapkan agar kita dapat memilah informasi yang kita dapatkan dan meminta bantuan pada pihak profesional yang sesuai pada bidangnya. 


Komentar